Tittle : A Butterfly
Author : Carina Salma
Cast : Oh Sehun (14 y.o), Ibu (42 y.o), Kim Jong In (14 y.o), Other
WARNING!
ABSURD BIN ABSTRAK, GAK PANTES DIBACA SAKING JELEKNYA,IMAJINASI TERLALU TINGGI, TYPO(S) BERSEBARAN, DAN MOHON KALAU NYEMPETIN BACA FF JELEK INI, DI KASIH KRITIK ATAU SARAN, KOMENTARIN KEK -_- AAH POKOKNYA JANGAN TENDANG AKU GARA-GARA GAK DAPET FEEL-NYA.DAN BAKAL NGADAIN SEQUEL INSYA ALLAH ._. OKE CEK DIS OT!
.
.
.
.
.
.
Seorang remaja SMP yang baru pulang
sekolah berlari menghampiri ibunya yang tengah sibuk menjahit di teras
rumah.Remaja itu pulang bersamaan dengan langit jingga serta matahari yang
perlahan turun, terbenam dengan indahnya.Merasa disambut, ibunya itu
menghentikan aktivitasnya lalu menyesap sedikit tehnya.
“Pulang terlambat lagi,
Sehunna?”Tanya ibu ketika remaja yang dipanggilnya ‘sehunna’ itu duduk di kursi
tepat disamping ibunya.
“Aku melihatnya.Aku melihat perempuan
yang dulu ibu ceritakan.Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat
sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar.Akan tetapi, mereka tak seperti
kupu-kupu dalam ceritamu, Ibu.Mereka lebih cantik.Yang satu berwarna hitam
dengan bintik biru, mirip dengan black
pearl.Yang lain bersayap putih jernih, bening seperti mata air, dengan
serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya”
Ibu
terus mengangguk angguk mendengar penjelasan anaknya tadi.Rasanya, ibu sudah
tak tahan untuk membendung air matanya yang berontak ingin mengalir derasnya,
karena teringat oleh mendiang kakak Sehun, Luhan yang sangat senang bermain di
taman itu, bersama kupu-kupu yang dengan anggunnya menari-nari di atas kepala
Luhan.Namun, ibu mencoba menahannya.Ia tak ingin merepotkan anak lelaki satu-satunya
itu.Dan remaja bernama lengkap Oh Sehun itu bercerita sambil menatap
langit-langit teras, mencoba membayangkan apa yang ia lihat tadi.
“Lanjutkan, Sehun”ucap Ibu lembut.
“Aku takjub.Aku terus saja
mengejarnya.Kupu-kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku terus saja
mengikutinya.Dan ternyata, kedua kupu-kupu itu menghampiri seorang perempuan
yang duduk di bangku yang agak terpisah dari bangku-bangku taman
lainnya.Kupu-kupu itu asyik berputar-putar diatas kepala perempuan itu.Eumm..,
aku tersadar, itu perempuan yang dulu ibu ceritakan.Sebelum aku sempat
membalikkan badan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku.Suaranya,
wajahnya, senyumannya, hatinya, semuanya lembut seperti ibu.Aku tak menyangka
bisa berbicara dengannya..”lanjut Sehun sambil memejamkan matanya.Tersenyum
damai membayangkan betapa cantiknya perempuan itu, ah, juga kupu-kupunya.
“Ia tidak bisu?”Tanya ibu.Air mata
pertama menetes dari mata indah itu.Mata yang sangat mirip dengan mata
perempuan itu.
“Hmm.., aniya.Ia tidak bisu.Ia pun juga tak menyeramkan seperti di
ceritamu.Aku sudah membayangkan yang tidak-tidak tentangnya.Ia orang yang
ramah, penuh perhatian, dan cantik.Sosoknya sangat keibuan.Sangat persis dengan
ibu, bahkan wajahnya”Oh Sehun tak membayangkan siapapun kecuali perempuan itu
dan ibunya.Keduanya benar-benar sosok yang mirip.Tapi Sehun tak tahu kalau ia
memiliki seorang kakak perempuan yang cantik, yang mirip dengan sosok ibunya,
Oh Luhan.Tentu, karena, mendiang kakaknya itu meninggal dunia karena terserang
penyakit langka disaat umurnya 10 tahun, dan Sehun saat itu masih berumur 3
tahun.
“Ia juga memintaku duduk di
sisinya.Menemaninya bermain dengan kupu-kupu.Kami saling berbagi cerita.Dan,
aku tak menyangka kalau ia mempunyai kesukaan yang sama denganku.Menyenangi
kupu-kupu, suka membeli bubble tea, dan kesukaannya adalah taro bubble tea,
berbeda sih denganku yang menyukai chocolate bubble tea.Dan yang aku bingungkan,
setiap matahari terbenam, ia langsung meninggalkanku dengan wajah lesu dan
berjalan gontai, diikuti kupu-kupu dibelakangnya.Dan, sebelum itu, ia selalu
mencium keningku, ibu”sepertinya, Sehun tak bosan-bosannya bicara panjang lebar
kepada sang ibu, sekedar curahan hati seorang anak kepada ibunya.
“Sehunna, lanjutkan ceritamu
nanti.Sekarang gantilah bajumu.Ibu akan siapkan air hangat, lalu ibu tunggu di
ruang makan.Kita makan bersama.Setelah itu, kau boleh lanjutkan lagi
ceritamu”kata ibu sambil berjalan masuk kedalam, meningat hari mulai gelap,
disusul Sehun di belakangnya yang mengangguk angguk setelahnya.
“Ibu, kapan ayah pulang?”Tanya Sehun
yang sedang duduk di ranjang kamarnya.Sambil meperhatikan ibunya yang
menyiapkan air hangat, dikamar mandi dalam kamar Sehun.
“mollaseo,
Sehunna.Selepas dari Jepang, ayah langsung berangkat ke China”ucap ibu dari
kamar mandi.
“Hmm, aku rindu ayah”Sehun menghela
napas panjang dan bergumam.
“Hunnie sayang, mandilah nak.Jangan
terlalu lama, ini sudah malam”ucap ibu dibalas anggukan Sehun.
***
Ayam
berkokok, kicauan burung, dan matahari
yang cerah menyambut pagi Sehun.Sehun bangun dari tidurnya, meregangkan
ototnya, dan menguap pelan.Mengusap-usap mata, lalu merapikan ranjangnya.Ia
mengambil handuk, dan bergegas mandi.
.
.
.
“Sudah siap Hunnie?”Tanya ibu dari
dapur.Menyiapkan sarapan untuk putranya tercinta.
“Sudah bu.Ah, ibu aku terlambat.aku
akan makan sarapannya di jalan.”ujar Sehun.
“Tak apa kah?”Tanya Ibu khawatir.Ibu
mana yang tak khawatir anaknya keluar rumah sendirian dengan perut kosong?Ibunya
langsung berinisiatif memasukan sebuah kotak bekal ke dalam tas Sehun.
“Gomawoyo
eomma.Nan jeongmal saranghae, Chu~”ucap Sehun, mengecup pipi ibunya, lalu
berjalan menuju pintu.
***
Sehun
berjalan dengan santainya menuju kelasnya yang berada paling ujung, kelas
2-A.Sesampainya ia di kelas, ia menuju bangku paling depan.Alasannya tak lain,
tak bukan adalah karena ia tak bisa membaca tulisan seonsaengnim dengan jelas, dan ia juga tak ingin memakai kacamata.
“Ah, hai Hun!sudah datang kau
rupanya”ucap seseorang di belakang Sehun.Kim Jongin namanya.Panggilah dia Kai,
anak berkulit tan yang seumuran dengan Sehun, hanya sedikit lebih tua Kai.
“Hai juga Kai, pelajaran pertama
pelajaran Lee seonsaengnim bukan?Sudahkah
kau kerjakan PR matematika yang diberikannya?”jawab, sekaligus Tanya Sehun pada
sahabatnya itu.
“Hah?ah iya, aku lupa lagi, hehehe..,
yang mana sih?”Kai terkekeh.Lagi-lagi, Pekerjaan Rumah yang diberikan seonsaengnim belum juga ia kerjakan, ah
dasar Kai.
“Tamatlah riwayatmu Kai”gumam Sehun
sambil menunjukan poker face-nya pada
Kai yang masih saja menggaruk tengkuknya yang sebenarnya, tak gatal.
***
Lima
menit yang lalu, bel istirahat berbunyi.Dari kelas 2-A, terlihatlah wajah-wajah
memelas para murid yang sudah empat jam bersama Lee seonsaengnim, dan tentunya rumus-rumus panjang itu.
“Hun, ikut aku ke kantin tidak?”Tanya
Kai.
“Ah, ya tentu saja..”
Di
kantin, mereka hanya duduk-duduk dan menikmati minuman pesanan mereka
masing-masing.Kai dengan jus jeruk-nya, dan Sehun, apalagi kalau bukan
chocolate bubble tea kesukaannya.Hening.Mereka bosan sekali, sangat-sangat
bosan.
“Kai, apa kau tahu?kemarin, aku
bertemu perempuan itu lagi!Makin hari wajahnya makin berseri!aku iri dengannya..”ucap
Sehun mengawali percakapan.
“Hmm.., tentu aku tahu.”jawab enteng
Kai.
“DARI MANA KAU TAHU?”Sehun memekik
keras.
“Hey,
calm boy, slow~ya ampun, Sehun.Tentu saja, kau selalu bercerita padaku
tentang perempuan misterius penghuni taman yang bisu itu.Dan, hey, kau konyol
atau apa?makin hari wajahnya makin berseri lalu kau iri, apa kau
gila?dia-perempuan-dan-kau-lelaki-Sehunna”jelas Kai dengan penekanan kata di
kalimat terakhir.
“Hai kaliaaaaan!”
Baru
juga Sehun akan menjawab kata-kata Kai, tetapi sudah terdahului oleh sapaan
seseorang.Sepertinya sunbae
mereka.Lelaki berumur sekitar 15 sampai 16 tahun bertubuh mungil serta wajah
manisnya menarik perhatian para murid.
“Wah, Kyungsoo hyung, duduklah”tawar Kai menepuk-nepuk bangku yang masih kosong di
sampingnya, dan Kyungsoo yang memang seorang sunbae di sekolah pun mengangguk.
“Hai sunbae-nim”sapa Sehun datar.
“Ah, ya, kau Oh Sehun teman
sekelasnya Kai kan?Aku Do, eh, Kim Kyungsoo.aku anak kelas 3-B.Tenang, aku
adalah kakaknya kok, aku bukan pacarnya, aku masih normal.Menyukai yeoja tentu saja, dan bukan namja.Kalian tahu adiknya Sunny noona?ah, kalian tidak tahu Sunny noona ya?aku hoobae-nya.Dan, aku berpacaran dengan adiknya, dia duduk di bangku kelas 1-C, namanya Lee
Sun Ri.hoobae kalian.”
“Ya, hyung, apa-apaan kau!”Teriak Kai.
“Hmm, aku Oh Sehun.Ya, hyung, aku
juga normal!Hah?anak kecil ya pacarmu, hyung?”
DUK!
Sebuah
buku tebal mendarat dengan mulusnya di kepala Sehun.Kyungsoo pelakunya.Ia
mencibir Sehun yang baru dikenalnya.Sok
dingin, sok tampan, sok pintar, sok manis, sok tahu pula, itu kata
Kyungsoo.
“Appo,
hyung!Aiiish, jinja!”rengek Sehun.
“Salah siapa, huuu!Kalian hanya beda
1 tahun saja, berarti kau juga masih kecil Sehunnie!”kata Kyungsoo.
***
Seperti
biasa, sepulang sekolah, Sehun menyempatkan dirinya untuk menghampiri taman
itu.Hingga petang menjelang, barulah ia pulang.Ia kembali melihat kupu-kupu
yang sama, yang ia lihat kemarin.Akan tetapi, betapa terkejutnya ia ketika sama
sekali tak menemukan perempuan yang biasa mengajaknya bicara sambil bermain
kupu-kupu itu.Ia menhela napas panjang.Entah mengapa, perempuan itu sangat
penting baginya.
***
Ia segera
melepas sepatunya, lalu mencari-cari ibunya.Seperti ada sesuatu hal penting
yang ingin Sehun sampaikan atau mungkin tanyakan pada ibunya.Oh, jangan katakan
tentang perempuan itu.Bahkan Kai pun bosan dengan ceritanya.Tapi, ya, untuk
seorang ibu, mungkin tak akan bosan mendengar anaknya bercerita meski sudah
kesekian kalinya menceritakan hal yang sama.
“Ibu!kau dimana?”Tanya Sehun, yang
sebenarnya lebih tepat di sebut teriakan yang nyaring, yang mungkin jikalau ada
orang-orang disekelilingnya, orang-orang itu reflex menutup telinga
masing-masing, guna melindunginya agar mereka tak tuli.Tapi, hey, apa peduli
Sehun?ia sekarang berada di rumahnya, dan ia yakin ibunya berada di tempat yang
jauh dari tempatnya sekarang, ruang tamu.
Dan,
benar saja, ibu Sehun pun menjawab dengan teriakan pula, ya, walaupun masih
terdengar lembut di telinga, dan tak seperti Sehun yang bersuara nyaring itu.
“Ibu di dapur, nak” itu tadi teriakan ibunda Sehun.Senyum pun mengembang di
bibir anak manis itu.Ia segera berlari menuju dapur, dan mendudukan dirinya di
kursi kecil yang memang sengaja di sediakan ibunda Sehun.
“Ada apa sayang?kau tidak ke taman
hari ini?tak biasanya Sehunna..”
“Begini bu, eum, aku tidak kesana
karena perempuan itu tidak ada di taman.Padahal setiap aku datang ke taman, ia
selalu menatapku dan menyambutku bahagia.Ia pasti akan merentangkan tangannya
lalu berjalan kearahku dan memelukku.Hangat rasanya, bu.Seperti pelukan
ibu.Bukan, aku tidak sedang jatuh cinta, bu.Rasanya berbeda dengan jatuh
cinta.Saat kurasakan pelukannya itu, aku sangat nyaman.Dan, sepertinya, ibu
mengenali perempuan itu.Siapa dia, bu?”jelas Sehun, diakhiri dengan pertanyaan
sederhana, tapi rumit untuk dijelaskan.
“Se-sehun, kau –“Ucapan ibu terhenti.
“Ibu, apakah aku mempunyai kakak,
atau adik?apakah aku mempunyai saudara kandung, bu?ataukah aku anak
tunggal?”Tanya Sehun lagi, ia menahan air matanya agar tak keluar.Oh, ia adalah
laki-laki, ia pun sudah besar, tapi jika di keadaan seperti ini bukankah wajar
ia menangis?
“Bagaimana ya, Hun, ibu, ibu – “
“Tak apa bu, Sehun akan menerima
semua dan apapun jawaban ibu.Apapun itu, bu”ucap Sehun tegar.
“Kau memiliki satu kakak perempuan,
namanya Oh Luhan.Selisih umur kalian kalau ibu ingat-ingat sepertinya tujuh
tahun.Ia orang yang sangat hangat, terlihat meski ia masih kecilpun.Saat duduk
di bangku kelas 4 Sekolah Dasar dulu, kakakmu mengidap suatu penyakit langka,
yang entah apa namanya.Obatnya pun belum ada waktu itu.Mau tak mau, Luhan harus
dibawa ke rumah sakit.Padahal, kakakmu itu sangat membenci rumah sakit,
sampai-sampai ia sangat menjaga kesehatannya, supaya tak masuk rumah sakit.Ibu
rujuk berkali-kali pun ia tetap tak mau.Sampai waktunya terlambat, ia pingsan
dan terus mimisan.Ibu dan Ayah langsung membawanya ke rumah sakit.Namun
ternyata, nyawanya sudah terlanjur diambil saat perjalanan menuju rumah
sakit.Kami tak sangka, bisa kehilangan seseorang yang begitu kami sayangi begitu
cepatnya.Maafkan ibu dan ayah nak, kami telah menyembunyikan hal ini, dan
tolong Sehun, jangan lagi datang ke taman itu”Jelas Ibu dan kata-kata terakhir
itu membuat hati Sehun terasa tersayat.Ia membatin, Tidak bu, aku tetap akan kesana..
***
Hari
ini, untuk pertama kalinya, seorang yang terkenal patuh itu melanggar perkataan
ibunya kemarin.Bukannya pulang, ia justru masuk ke kawasan taman tersebut,
taman belakang sekolah yang sepi.
Taman
itu sepi karena perempuan misterius itu.Selalu datang, bermain bersama
kupu-kupu.Di saat orang-orang menyapanya, ia hanya mengangguk dan tersenyum.Dan
selalu berjalan lunglai dengan raut wajah sedih menunduk meninggalkan
taman.Orang kira perempuan itu aneh, lalu takut untuk mendekatinya.
Sehun
berhati lega.Perempuan itu datang lagi.Setelah kemarin ia sangat khawatir tak
bisa bertemu perempuan itu, akhirnya ia datang lagi.Tapi, entah, ia tak
memiliki keberanian untuk bertanya seperti siapa
namamu? Atau Dimana kau tinggal? Atau
Kau masih bersekolah? Atau mungkin Berapa umurmu? Kepada sang
perempuan.Tapi, Sehun sudah sangat penasaran akan sosok perempuan tersebut.Ia
mendekati perempuan itu, tersenyum, lalu duduk.Perempuan itu membalas senyuman
Sehun, mendekatkan wajahnya pada kening Sehun, dan mengecupnya.
“Kau masih nekat datang ya, setelah
ibu melarangmu kesini”ucap perempuan itu, suaranya sangatlah lembut, Sehun
teringat akan ibunya.
“Itu karena aku mengkhawatirkanmu,
sekaligus merindukanmu”Jawab Sehun manja lalu masuk dalam pelukan perempuan
baik itu.
“Boleh aku bertanya?”lanjut Sehun
mendongakan kepalanya dalam pelukan itu.Tanpa melepaskan pelukannya, perempuan
itu menjawab, “Apa saja boleh, Sehun”.
“Emh.., Siapa namamu?Apa kau kenal
ibuku?Kau kenal ayahku?Kau kenal aku?Kau dan aku, apakah memiliki hubungan darah?”Tanya
Sehun bertubi-tubi.Perempuan itu terkekeh.
“Kau, besok pagi, kau akan tahu semua
jawabannya langsung dariku.Besok, bangunlah jam 6 tepat, cobalah ke balkon di
kamarmu, dan kau, akan tahu semuanya.”Ucap perempuan itu, kembali mengecup
kening Sehun, lalu pergi.
“Aku duluan ya, Sehun.Pulanglah
sebelum petang, buat alasan yang masuk akal.Aku tak ingin kau di marahi”
***
Pagi-pagi
sekali, Sehun sudah terbangun dari tidurnya.Jam masih menunjukan pukul 05.00,
dan sudah menunggu di balkon.Padahal, perempuan itu berkata bangun jam 6, bukan
5.
Sehun
terlonjak kaget, ketika di belakangnya, ia mendapati seseorang.Ibunya
ternyata.Ibu bertanya kepada Sehun, “Menunggu kupu-kupu beterbangan ya?”Tanya
Ibu.Sehun mengangguk pasrah.Sebab, ia tak tahu apa yang sedang ia tunggu.Tak
mungkin kan ia mengatakan menunggu
jawaban perempuan di taman kemarin?Oh, ayolah, Sehun bukan anak yang
bodoh.Itu hanya merusak rencananya saja.
Ketika
jam alarm Sehun berbunyi, itulah saatnya.Jam enam tepat.Sehun sangat tidak
sabar untuk menunggu jawabannya itu.Tiba-tiba, datanglah segerombolan kupu-kupu
yang terbang bebas di langit.Terbang kesana kemari, bebas tanpa hambatan.Dan
diantara kupu-kupu kecil, ada satu kupu-kupu besar – yang menurut Sehun –
paling cantik, indah, dan menawan.Terbang paling anggun diantara yang lain,
seolah-olah Kupu-kupu besar itu adalah ratunya, dan kupu-kupu kecil itu sebagai
pengawalnya.
“Ibu baru pertama kali seumur hidup
melihat kupu-kupu besar itu.Ia sangat indah”gumam ibu.
“Ah, ya, kau boleh saja ke taman, Sehun.Bermain-main
bersama kupu-kupu kecil itu.Ah, ibu siapkan sarapan dulu ne?”ucap Ibu lalu
pergi dari sisi Sehun.
Entah
pikiran dari mana, mulutnya langung berkata tanpa diperintah, Sehun berkata,
“Tidak, bu.Aku tak ingin bermain bersama kupu-kupu kecil.Aku menginginkan
kupu-kupu besar cantik itu, hanya kakakku, hanya Oh Luhan seorang”
END