Sabtu, 29 Maret 2014

Hide and Seek



HIDE and SEEK
Author : Carina Salma W.M.
Pair : HunHan
Genre : Horror, Fantasy
Ding dong, muneun ryeo reo da o.
Ding dong, hurry open the door.
Naega wat dan da.
I have come.
Sumeun ryeo hae do so young eobseo.
Even if you try to hide, its no use.
Ding dong, eo seoyeo reo da o.
Ding dong, hurry open the door.
Naega wat dan da.
I Have coming.
Do mang chi gi e ni mi neu jeo sseo.
Its already to late to run.
            Suara itu, lagi-lagi mengusik kehidupan Sehun.Ia yang awalnya tenang saja duduk di sofa, kini tengah meringkuk tak jelas di balik pintu masuk rumahnya.Ia tinggal sendirian.Semenjak kakaknya, Luhan meninggal dunia akibat bunuh diri.Entah, Sehun pun tak tahu mengapa Luhan melakukan hal.Luhan dinyatakan meninggal dunia setelah 2 jam ia di rawat di rumah sakit.Kata dokter, Luhan mengalami depresi.Dan lagi, Sehun tak tahu apa yang membuat kakaknya depresi.Setahu Sehun, Luhan berpacaran dengan kawan SMP-nya, Kim Jong In.Dan, setahunya, hubungan Jongin dan Luhan baik-baik saja.
“Sehun-ah…”
            Panggil seseorang di balik pintu tempat Sehun meringkuk lemas.Sehun membelakakkan matanya.Itu suara…
“Lu.., Luhannie hyung…, hiks…”
            Sehun menggumam, memanggil nama kakak kesayangannya.Menangis dan menangis, Sehun bangkit dari tidurnya, berjalan mengendap-endap meninggalkan ruang tamu dan bersembunyi, berharap kakaknya tak menemukannya.
Knock, knock, knock
            Terdengar suara pintu diketuk, ya, oleh Luhan. ‘mayat’ lelaki berparas manis itu mengetuk pintu.Beberapa kali ia lakukan itu.Tak ada respon, pintu masuk yang terkunci dari dalam itu dengan mudahnya dibuka Luhan.Luhan segera masuk dan menoleh ke seluruh penjuru ruang yang dapat ia jangkau dengan mata rusanya – yang berwarna hitam, dan beriris putih – yang sangat menyeramkan.
“Sehunnie bogoshiposeo…, ayo bermain…”
            Luhan lagi lagi berbicara.Suaranya lembut, dan lebih terkesan…,  menyedihkan.Luhan tersenyum menyeringai dan mengambil langkah demi langkah.Sehun tak menyadari ia meninggalkan jejak – tak kasat mata – yang terlihat oleh Luhan.
“Hunnie-ah, kau ternyata tahu yang kumau ne?Kau selalu menyenangkan hatiku.Senyum tulusmu, sikap polosmu, tubuh atletismu.., hanya milikku seorang, arra?Jangan menghindar dariku, sayang.Sebentar lagi, kau akan menyusulku, kita bisa bermain lagi seperti dulu Hunnie, tunggu ajal menjemputmu, ayo bermain Hide and Seek..”
            Sementara Sehun, ia mencari tempat bersembunyi yang menurutnya paling aman.Luhan mengira, adiknya ini mengajaknya bermain, seperti hal yang biasanya mereka lakukan.Bermain petak umpet.Tapi, kali ini Luhan menyebutnya..
Hide and Seek.
            Apa hide and seek itu?Bacalah artikel-artikel mengenai hide and seek.Permainan ini tak jauh beda dengan petak umpet.Tetapi, permainan ini biasanya dilakukan single.Dan, mungkin bermain dengan boneka mistis, atau hantu.Dan permainan ini menyangkut..
Nyawa.
            Sehun berlari menuju kamarnya.Mencari-cari tempat persembunyian teraman – menurutnya – ia sangat takut bertemu kakaknya.Hey, kakaknya sudah meninggal, ingat?Dan juga, mengingat Sehun adalah orang yang penakut, dan mudah menangis, itu hal yang menegangkan, benar?
Chang mun sae ro bo neun.
Looking through the window.
Neowa nu mi ma ju chyeo sseo.
Our Eyes meet.
Geo be jilin du nun.
Two eyes frozen in fear.
Ga gga isseo bogoshipo.
I want to see up close.
            Sehun membungkam mulutnya dengan tangannya.Ia mendengar lagu itu lagi.Dan, entah kekuatan dari mana, Sehun melangkahkan kakinya menuju jendela kamarnya bagian dalam.Dan benar saja, Luhan sudah di depan pintu kamar Sehun – yang dulunya kamar mereka berdua –.Mata mereka bertemu.Sehun dengan susah payah menelan saliva-nya.
“I got you my little brother…”
            Sehun mulai berkeringat.Ia tegang betul setelah kedatangan Luhan.Ia mencoba sekuat tenaga menahan pintu itu.Namun, sepertinya usaha Sehun sia-sia saja.
“Kau kan tahu aku hantu, Hunnie.Hihihi.., ayo kita tidur Hunnie.Ini sudah malam, apa kau tidak merindukan pelukanku?”
BRUK.
            Sehun terduduk di lantai.Tubuhnya terkulai lemas.Ia menangis.Menangisnya menjadi-jadi ketika Luhan pun ikut menangis.Tidak, buka air mata.Melainkan darah.Luhan pun duduk mensejajarkan posisinya dengan Sehun.Luhan meraih dagu Sehun, lalu dikecupnya bibir Sehun, hanya sebentar.
“Hunnie, say goodbye to this world..,hihi..”
SRAAAK!
“Akh!hiks…”Sebuah cutter dengan indahnya membuat ukiran di leher Sehun.
SRAAK!
“Appo hyung…, hiks.., Hannie hyung.., hiks.., kau jahat!”Lagi, dan kini Luhan menjilat darah segar Sehun yang mengalir di leher Sehun, tanpa rasa jijik.
“Ssshh.., hyung.Hentikan..”
“Hunnie, welcome to my world”
JLEB!SREK!DUAGH!
            Luhan menusuk perut Sehun, menjambak rambut Sehun, dan memukul Sehun.Ia juga mencium paksa bibir Sehun yang kini mengeluarkan banyak darah, yang bercampur saliva-nya.
Hingga akhirnya, pengelihatan Sehun, gelap.
“Yeah, Hannie menang permainan hide and seek-nya Hunnie.., kita bernyanyi lagu hide and seek bersama ya nanti, saranghae Hunnie.., jaljayo, chu~”
            Sehun bangkit dari tidurnya.Ia merasa asing dengan tempat ia tidur sekarang.Hanya saja, nyanyian itu, terdengar lagi.Ingin rasanya Sehun berlari mencoba pergi dari suara itu, namun apa daya, ia tak mampu menyeimbangkan tubuhnya.Berdiri, berjalan lemas, terjatuh, dan seterusnya pun begitu.
“Hunnie sudah bangun?Hunnie tak akan bisa pergi.Ini rumahku, Hunnie.Dan sekarang rumah ini milik kita berdua.Kita bermain lagi, ne?Aku tak akan menyakitimu lagi, aku janji.., please..”
Suara ini..
“Luhannie hyung?”
“Eum, welcome to my, eh, our world Hunnie…”
END
Uaaaa jangan bunuh akuuu!!aku tau ini gajee!!PLIS YA UNTUK KOMENTAR, KRITIK, SARAN.ITU MEMBANTUKU!!! 
Tau tau aja gitu kalo FF ini mirip sama FF lain atau gimana, aku bakal kasih sequel yang berbeda (?)

Rabu, 05 Maret 2014

A Butterfly



Tittle : A Butterfly
Author : Carina Salma
Cast : Oh Sehun (14 y.o), Ibu (42 y.o), Kim Jong In (14 y.o), Other
WARNING!
ABSURD BIN ABSTRAK, GAK PANTES DIBACA SAKING JELEKNYA,IMAJINASI TERLALU TINGGI, TYPO(S) BERSEBARAN, DAN MOHON KALAU NYEMPETIN BACA FF JELEK INI, DI KASIH KRITIK ATAU SARAN, KOMENTARIN KEK -_- AAH POKOKNYA JANGAN TENDANG AKU GARA-GARA GAK DAPET FEEL-NYA.DAN BAKAL NGADAIN SEQUEL INSYA ALLAH ._. OKE CEK DIS OT!
.
.
.
.
.
 
        Seorang remaja SMP yang baru pulang sekolah berlari menghampiri ibunya yang tengah sibuk menjahit di teras rumah.Remaja itu pulang bersamaan dengan langit jingga serta matahari yang perlahan turun, terbenam dengan indahnya.Merasa disambut, ibunya itu menghentikan aktivitasnya lalu menyesap sedikit tehnya.
“Pulang terlambat lagi, Sehunna?”Tanya ibu ketika remaja yang dipanggilnya ‘sehunna’ itu duduk di kursi tepat disamping ibunya.
“Aku melihatnya.Aku melihat perempuan yang dulu ibu ceritakan.Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar.Akan tetapi, mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ibu.Mereka lebih cantik.Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru, mirip dengan black pearl.Yang lain bersayap putih jernih, bening seperti mata air, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya”
            Ibu terus mengangguk angguk mendengar penjelasan anaknya tadi.Rasanya, ibu sudah tak tahan untuk membendung air matanya yang berontak ingin mengalir derasnya, karena teringat oleh mendiang kakak Sehun, Luhan yang sangat senang bermain di taman itu, bersama kupu-kupu yang dengan anggunnya menari-nari di atas kepala Luhan.Namun, ibu mencoba menahannya.Ia tak ingin merepotkan anak lelaki satu-satunya itu.Dan remaja bernama lengkap Oh Sehun itu bercerita sambil menatap langit-langit teras, mencoba membayangkan apa yang ia lihat tadi.
“Lanjutkan, Sehun”ucap Ibu lembut.
“Aku takjub.Aku terus saja mengejarnya.Kupu-kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku terus saja mengikutinya.Dan ternyata, kedua kupu-kupu itu menghampiri seorang perempuan yang duduk di bangku yang agak terpisah dari bangku-bangku taman lainnya.Kupu-kupu itu asyik berputar-putar diatas kepala perempuan itu.Eumm.., aku tersadar, itu perempuan yang dulu ibu ceritakan.Sebelum aku sempat membalikkan badan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku.Suaranya, wajahnya, senyumannya, hatinya, semuanya lembut seperti ibu.Aku tak menyangka bisa berbicara dengannya..”lanjut Sehun sambil memejamkan matanya.Tersenyum damai membayangkan betapa cantiknya perempuan itu, ah, juga kupu-kupunya.
“Ia tidak bisu?”Tanya ibu.Air mata pertama menetes dari mata indah itu.Mata yang sangat mirip dengan mata perempuan itu.
“Hmm.., aniya.Ia tidak bisu.Ia pun juga tak menyeramkan seperti di ceritamu.Aku sudah membayangkan yang tidak-tidak tentangnya.Ia orang yang ramah, penuh perhatian, dan cantik.Sosoknya sangat keibuan.Sangat persis dengan ibu, bahkan wajahnya”Oh Sehun tak membayangkan siapapun kecuali perempuan itu dan ibunya.Keduanya benar-benar sosok yang mirip.Tapi Sehun tak tahu kalau ia memiliki seorang kakak perempuan yang cantik, yang mirip dengan sosok ibunya, Oh Luhan.Tentu, karena, mendiang kakaknya itu meninggal dunia karena terserang penyakit langka disaat umurnya 10 tahun, dan Sehun saat itu masih berumur 3 tahun.
“Ia juga memintaku duduk di sisinya.Menemaninya bermain dengan kupu-kupu.Kami saling berbagi cerita.Dan, aku tak menyangka kalau ia mempunyai kesukaan yang sama denganku.Menyenangi kupu-kupu, suka membeli bubble tea, dan kesukaannya adalah taro bubble tea, berbeda sih denganku yang menyukai chocolate bubble tea.Dan yang aku bingungkan, setiap matahari terbenam, ia langsung meninggalkanku dengan wajah lesu dan berjalan gontai, diikuti kupu-kupu dibelakangnya.Dan, sebelum itu, ia selalu mencium keningku, ibu”sepertinya, Sehun tak bosan-bosannya bicara panjang lebar kepada sang ibu, sekedar curahan hati seorang anak kepada ibunya.
“Sehunna, lanjutkan ceritamu nanti.Sekarang gantilah bajumu.Ibu akan siapkan air hangat, lalu ibu tunggu di ruang makan.Kita makan bersama.Setelah itu, kau boleh lanjutkan lagi ceritamu”kata ibu sambil berjalan masuk kedalam, meningat hari mulai gelap, disusul Sehun di belakangnya yang mengangguk angguk setelahnya.
“Ibu, kapan ayah pulang?”Tanya Sehun yang sedang duduk di ranjang kamarnya.Sambil meperhatikan ibunya yang menyiapkan air hangat, dikamar mandi dalam kamar Sehun.
mollaseo, Sehunna.Selepas dari Jepang, ayah langsung berangkat ke China”ucap ibu dari kamar mandi.
“Hmm, aku rindu ayah”Sehun menghela napas panjang dan bergumam.
“Hunnie sayang, mandilah nak.Jangan terlalu lama, ini sudah malam”ucap ibu dibalas anggukan Sehun.
***
            Ayam berkokok, kicauan burung, dan matahari  yang cerah menyambut pagi Sehun.Sehun bangun dari tidurnya, meregangkan ototnya, dan menguap pelan.Mengusap-usap mata, lalu merapikan ranjangnya.Ia mengambil handuk, dan bergegas mandi.
.
.
.
“Sudah siap Hunnie?”Tanya ibu dari dapur.Menyiapkan sarapan untuk putranya tercinta.
“Sudah bu.Ah, ibu aku terlambat.aku akan makan sarapannya di jalan.”ujar Sehun.
“Tak apa kah?”Tanya Ibu khawatir.Ibu mana yang tak khawatir anaknya keluar rumah sendirian dengan perut kosong?Ibunya langsung berinisiatif memasukan sebuah kotak bekal ke dalam tas Sehun.
Gomawoyo eomma.Nan jeongmal saranghae, Chu~”ucap Sehun, mengecup pipi ibunya, lalu berjalan menuju pintu.
***
            Sehun berjalan dengan santainya menuju kelasnya yang berada paling ujung, kelas 2-A.Sesampainya ia di kelas, ia menuju bangku paling depan.Alasannya tak lain, tak bukan adalah karena ia tak bisa membaca tulisan seonsaengnim dengan jelas, dan ia juga tak ingin memakai kacamata.
“Ah, hai Hun!sudah datang kau rupanya”ucap seseorang di belakang Sehun.Kim Jongin namanya.Panggilah dia Kai, anak berkulit tan yang seumuran dengan Sehun, hanya sedikit lebih tua Kai.
“Hai juga Kai, pelajaran pertama pelajaran Lee seonsaengnim bukan?Sudahkah kau kerjakan PR matematika yang diberikannya?”jawab, sekaligus Tanya Sehun pada sahabatnya itu.
“Hah?ah iya, aku lupa lagi, hehehe.., yang mana sih?”Kai terkekeh.Lagi-lagi, Pekerjaan Rumah yang diberikan seonsaengnim belum juga ia kerjakan, ah dasar Kai.
“Tamatlah riwayatmu Kai”gumam Sehun sambil menunjukan poker face-nya pada Kai yang masih saja menggaruk tengkuknya yang sebenarnya, tak gatal.
***
            Lima menit yang lalu, bel istirahat berbunyi.Dari kelas 2-A, terlihatlah wajah-wajah memelas para murid yang sudah empat jam bersama Lee seonsaengnim, dan tentunya rumus-rumus panjang itu.
“Hun, ikut aku ke kantin tidak?”Tanya Kai.
“Ah, ya tentu saja..”
            Di kantin, mereka hanya duduk-duduk dan menikmati minuman pesanan mereka masing-masing.Kai dengan jus jeruk-nya, dan Sehun, apalagi kalau bukan chocolate bubble tea kesukaannya.Hening.Mereka bosan sekali, sangat-sangat bosan.
“Kai, apa kau tahu?kemarin, aku bertemu perempuan itu lagi!Makin hari wajahnya makin berseri!aku iri dengannya..”ucap Sehun mengawali percakapan.
“Hmm.., tentu aku tahu.”jawab enteng Kai.
“DARI MANA KAU TAHU?”Sehun memekik keras.
Hey, calm boy, slow~ya ampun, Sehun.Tentu saja, kau selalu bercerita padaku tentang perempuan misterius penghuni taman yang bisu itu.Dan, hey, kau konyol atau apa?makin hari wajahnya makin berseri lalu kau iri, apa kau gila?dia-perempuan-dan-kau-lelaki-Sehunna”jelas Kai dengan penekanan kata di kalimat terakhir.
“Hai kaliaaaaan!”
            Baru juga Sehun akan menjawab kata-kata Kai, tetapi sudah terdahului oleh sapaan seseorang.Sepertinya sunbae mereka.Lelaki berumur sekitar 15 sampai 16 tahun bertubuh mungil serta wajah manisnya menarik perhatian para murid.
“Wah, Kyungsoo hyung, duduklah”tawar Kai menepuk-nepuk bangku yang masih kosong di sampingnya, dan Kyungsoo yang memang seorang sunbae di sekolah pun mengangguk.
“Hai sunbae-nim”sapa Sehun datar.
“Ah, ya, kau Oh Sehun teman sekelasnya Kai kan?Aku Do, eh, Kim Kyungsoo.aku anak kelas 3-B.Tenang, aku adalah kakaknya kok, aku bukan pacarnya, aku masih normal.Menyukai yeoja tentu saja, dan bukan namja.Kalian tahu adiknya Sunny noona?ah, kalian tidak tahu Sunny noona ya?aku hoobae-nya.Dan, aku berpacaran dengan adiknya,  dia duduk di bangku kelas 1-C, namanya Lee Sun Ri.hoobae kalian.”
“Ya, hyung, apa-apaan kau!”Teriak Kai.
“Hmm, aku Oh Sehun.Ya, hyung, aku juga normal!Hah?anak kecil ya pacarmu, hyung?”
DUK!
            Sebuah buku tebal mendarat dengan mulusnya di kepala Sehun.Kyungsoo pelakunya.Ia mencibir Sehun yang baru dikenalnya.Sok dingin, sok tampan, sok pintar, sok manis, sok tahu pula, itu kata Kyungsoo.
Appo, hyung!Aiiish, jinja!”rengek Sehun.
“Salah siapa, huuu!Kalian hanya beda 1 tahun saja, berarti kau juga masih kecil Sehunnie!”kata Kyungsoo.
***
            Seperti biasa, sepulang sekolah, Sehun menyempatkan dirinya untuk menghampiri taman itu.Hingga petang menjelang, barulah ia pulang.Ia kembali melihat kupu-kupu yang sama, yang ia lihat kemarin.Akan tetapi, betapa terkejutnya ia ketika sama sekali tak menemukan perempuan yang biasa mengajaknya bicara sambil bermain kupu-kupu itu.Ia menhela napas panjang.Entah mengapa, perempuan itu sangat penting baginya.
***
Ia segera melepas sepatunya, lalu mencari-cari ibunya.Seperti ada sesuatu hal penting yang ingin Sehun sampaikan atau mungkin tanyakan pada ibunya.Oh, jangan katakan tentang perempuan itu.Bahkan Kai pun bosan dengan ceritanya.Tapi, ya, untuk seorang ibu, mungkin tak akan bosan mendengar anaknya bercerita meski sudah kesekian kalinya menceritakan hal yang sama.
“Ibu!kau dimana?”Tanya Sehun, yang sebenarnya lebih tepat di sebut teriakan yang nyaring, yang mungkin jikalau ada orang-orang disekelilingnya, orang-orang itu reflex menutup telinga masing-masing, guna melindunginya agar mereka tak tuli.Tapi, hey, apa peduli Sehun?ia sekarang berada di rumahnya, dan ia yakin ibunya berada di tempat yang jauh dari tempatnya sekarang, ruang tamu.
            Dan, benar saja, ibu Sehun pun menjawab dengan teriakan pula, ya, walaupun masih terdengar lembut di telinga, dan tak seperti Sehun yang bersuara nyaring itu. “Ibu di dapur, nak” itu tadi teriakan ibunda Sehun.Senyum pun mengembang di bibir anak manis itu.Ia segera berlari menuju dapur, dan mendudukan dirinya di kursi kecil yang memang sengaja di sediakan ibunda Sehun.
“Ada apa sayang?kau tidak ke taman hari ini?tak biasanya Sehunna..”
“Begini bu, eum, aku tidak kesana karena perempuan itu tidak ada di taman.Padahal setiap aku datang ke taman, ia selalu menatapku dan menyambutku bahagia.Ia pasti akan merentangkan tangannya lalu berjalan kearahku dan memelukku.Hangat rasanya, bu.Seperti pelukan ibu.Bukan, aku tidak sedang jatuh cinta, bu.Rasanya berbeda dengan jatuh cinta.Saat kurasakan pelukannya itu, aku sangat nyaman.Dan, sepertinya, ibu mengenali perempuan itu.Siapa dia, bu?”jelas Sehun, diakhiri dengan pertanyaan sederhana, tapi rumit untuk dijelaskan.
“Se-sehun, kau –“Ucapan ibu terhenti.
“Ibu, apakah aku mempunyai kakak, atau adik?apakah aku mempunyai saudara kandung, bu?ataukah aku anak tunggal?”Tanya Sehun lagi, ia menahan air matanya agar tak keluar.Oh, ia adalah laki-laki, ia pun sudah besar, tapi jika di keadaan seperti ini bukankah wajar ia menangis?
“Bagaimana ya, Hun, ibu, ibu – “
“Tak apa bu, Sehun akan menerima semua dan apapun jawaban ibu.Apapun itu, bu”ucap Sehun tegar.
“Kau memiliki satu kakak perempuan, namanya Oh Luhan.Selisih umur kalian kalau ibu ingat-ingat sepertinya tujuh tahun.Ia orang yang sangat hangat, terlihat meski ia masih kecilpun.Saat duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar dulu, kakakmu mengidap suatu penyakit langka, yang entah apa namanya.Obatnya pun belum ada waktu itu.Mau tak mau, Luhan harus dibawa ke rumah sakit.Padahal, kakakmu itu sangat membenci rumah sakit, sampai-sampai ia sangat menjaga kesehatannya, supaya tak masuk rumah sakit.Ibu rujuk berkali-kali pun ia tetap tak mau.Sampai waktunya terlambat, ia pingsan dan terus mimisan.Ibu dan Ayah langsung membawanya ke rumah sakit.Namun ternyata, nyawanya sudah terlanjur diambil saat perjalanan menuju rumah sakit.Kami tak sangka, bisa kehilangan seseorang yang begitu kami sayangi begitu cepatnya.Maafkan ibu dan ayah nak, kami telah menyembunyikan hal ini, dan tolong Sehun, jangan lagi datang ke taman itu”Jelas Ibu dan kata-kata terakhir itu membuat hati Sehun terasa tersayat.Ia membatin, Tidak bu, aku tetap akan kesana..
***
            Hari ini, untuk pertama kalinya, seorang yang terkenal patuh itu melanggar perkataan ibunya kemarin.Bukannya pulang, ia justru masuk ke kawasan taman tersebut, taman belakang sekolah yang sepi.
            Taman itu sepi karena perempuan misterius itu.Selalu datang, bermain bersama kupu-kupu.Di saat orang-orang menyapanya, ia hanya mengangguk dan tersenyum.Dan selalu berjalan lunglai dengan raut wajah sedih menunduk meninggalkan taman.Orang kira perempuan itu aneh, lalu takut untuk mendekatinya.
            Sehun berhati lega.Perempuan itu datang lagi.Setelah kemarin ia sangat khawatir tak bisa bertemu perempuan itu, akhirnya ia datang lagi.Tapi, entah, ia tak memiliki keberanian untuk bertanya seperti siapa namamu? Atau Dimana kau tinggal? Atau Kau masih bersekolah? Atau mungkin Berapa umurmu? Kepada sang perempuan.Tapi, Sehun sudah sangat penasaran akan sosok perempuan tersebut.Ia mendekati perempuan itu, tersenyum, lalu duduk.Perempuan itu membalas senyuman Sehun, mendekatkan wajahnya pada kening Sehun, dan mengecupnya.
“Kau masih nekat datang ya, setelah ibu melarangmu kesini”ucap perempuan itu, suaranya sangatlah lembut, Sehun teringat akan ibunya.
“Itu karena aku mengkhawatirkanmu, sekaligus merindukanmu”Jawab Sehun manja lalu masuk dalam pelukan perempuan baik itu.
“Boleh aku bertanya?”lanjut Sehun mendongakan kepalanya dalam pelukan itu.Tanpa melepaskan pelukannya, perempuan itu menjawab, “Apa saja boleh, Sehun”.
“Emh.., Siapa namamu?Apa kau kenal ibuku?Kau kenal ayahku?Kau kenal aku?Kau dan aku, apakah memiliki hubungan darah?”Tanya Sehun bertubi-tubi.Perempuan itu terkekeh.
“Kau, besok pagi, kau akan tahu semua jawabannya langsung dariku.Besok, bangunlah jam 6 tepat, cobalah ke balkon di kamarmu, dan kau, akan tahu semuanya.”Ucap perempuan itu, kembali mengecup kening Sehun, lalu pergi.
“Aku duluan ya, Sehun.Pulanglah sebelum petang, buat alasan yang masuk akal.Aku tak ingin kau di marahi”
***
            Pagi-pagi sekali, Sehun sudah terbangun dari tidurnya.Jam masih menunjukan pukul 05.00, dan sudah menunggu di balkon.Padahal, perempuan itu berkata bangun jam 6, bukan 5.
            Sehun terlonjak kaget, ketika di belakangnya, ia mendapati seseorang.Ibunya ternyata.Ibu bertanya kepada Sehun, “Menunggu kupu-kupu beterbangan ya?”Tanya Ibu.Sehun mengangguk pasrah.Sebab, ia tak tahu apa yang sedang ia tunggu.Tak mungkin kan ia mengatakan menunggu jawaban perempuan di taman kemarin?Oh, ayolah, Sehun bukan anak yang bodoh.Itu hanya merusak rencananya saja.
            Ketika jam alarm Sehun berbunyi, itulah saatnya.Jam enam tepat.Sehun sangat tidak sabar untuk menunggu jawabannya itu.Tiba-tiba, datanglah segerombolan kupu-kupu yang terbang bebas di langit.Terbang kesana kemari, bebas tanpa hambatan.Dan diantara kupu-kupu kecil, ada satu kupu-kupu besar – yang menurut Sehun – paling cantik, indah, dan menawan.Terbang paling anggun diantara yang lain, seolah-olah Kupu-kupu besar itu adalah ratunya, dan kupu-kupu kecil itu sebagai pengawalnya.
“Ibu baru pertama kali seumur hidup melihat kupu-kupu besar itu.Ia sangat indah”gumam ibu.
“Ah, ya, kau boleh saja ke taman, Sehun.Bermain-main bersama kupu-kupu kecil itu.Ah, ibu siapkan sarapan dulu ne?”ucap Ibu lalu pergi dari sisi Sehun.
            Entah pikiran dari mana, mulutnya langung berkata tanpa diperintah, Sehun berkata, “Tidak, bu.Aku tak ingin bermain bersama kupu-kupu kecil.Aku menginginkan kupu-kupu besar cantik itu, hanya kakakku, hanya Oh Luhan seorang”
END