Selasa, 30 Desember 2014

Blood [Chapter 2]



BRAK!
“Hentikan! Katakan, siapa kau?!” pekik Minseok, ia menggebrak meja dengan keras.
Sambungan terputus.
“Ah, sudahlah. Ayo, Sehunna, kita makan malam. Yang tadi tidak usah dipikirkan.” Lanjut Minseok, suaranya melembut kali ini.
“Tidak bisa.” Jawab Sehun, datar. Apa yang terjadi?
“Huh?”
“Suster Jung terus menelponku. Aku harus mengangkatnya.”
“Aih, ya sudah, cepat angkat dan kita makan malam bersama.” Kini Chanyeol yang bersuara.
“Aku ikut.” Kyungsoo, ia juga berbicara dengan nada datar dan tanpa ekspresi. Hey, sungguh membingungkan! Sebenarnya ada apa?
--
                Sehun dan Kyungsoo menerima telepon (yang kata Sehun dari Suster Jung) di  dalam kamar Sehun. Lama sekali mereka, sudah hampir setengah jam dan mereka belum kembali. Ini aneh. Apakah terjadi sesuatu?
“AAAAK!”
                Suara pekikan keras itu terdengar dari lantai atas –kamar Sehun. Ah, Sehun dan Kyungsoo! Itu suara mereka! Minseok, Jongin, Chanyeol, dan Baekhyun yang menunggu di lantai bawah langsung berlari menuju kamar Sehun. Tapi…
Semua baik-baik saja.
Tak terjadi apa-apa.
Sehun dan Kyungsoo sudah tak sedingin tadi, tetapi mereka diam.
Lalu teriakan siapa tadi itu?
“Apakah salah satu diantara kalian berteriak?” Minseok bertanya penuh selidik.
Dan mereka berdua menggeleng.
“Hyung, dari tadi kami asyik bermain game. Kami serius bermain game dan tidak ada diantara kami berdua yang berteriak.” Jelas Sehun.
“Bahkan kami diam saja dari awal.” Tambah Kyungsoo.
“Kalian tidak menerima telepon dari suster Jung?” Tanya Jongin.
“Suster Jung? Siapa? Perawat yang bernama Jung Sooyeon yang terkenal dekat dengan pasien itu?” Tanya Sehun dan Kyungsoo kebingungan.
“Oh, ayolah bahkan tadi kita berbicara padanya lewat telepon.” Kata Baekhyun kesal.
“Sungguh sejak dua tahun yang lalu aku tak merasa menerima panggilan dari suster Jung.” Kyungsoo mengangkat kedua tangannya.
“Tentu, dia sudah meninggal dua tahun lalu bukan?” Sehun menambahkan.
“Oh, Ya Tuhan!” gumam Minseok frustasi.
--
                Mereka akhirnya turun kebawah untuk makan malam bersama. Mereka sudah mencoba melupakan hal tadi. Tetapi justru keanehan lain datang. “Hyung, jangan menggelitiki kakiku!”kata Sehun risih. “Oh, baiklah maaf.”Jawab Jongin terkekeh. “Oh, jangan bilang ini perbuatanmu juga, Jong!” sekarang Kyungsoo. “Baiklah, aku serius bahwa aku tidak menggelitiki kakimu, hyung. Aku hanya menggelitiki kaki Sehun.” Jelas Jongin, dan semua tercengang. “Oh tidak, jangan lagi.”
.
                Makan malam selesai dengan keheningan yang terus mendominasi setelah kejadian kaki-Kyungsoo-yang digelitik-oleh-entah-siapa itu. Semua masuk ke kamar masing-masing. Jongin dengan Kyungsoo, Baekhyun dengan Chanyeol, sedangkan Sehun dengan Minseok. Semuanya sudah terlelap, tetapi tidak untuk Sehun dan Minseok yang masih terjaga. Minseok bersikeras berjaga di ruang tamu di bawah dan artinya Sehun sendirian dikamar.
                Sebenarnya tak ada kejadian aneh selama dirinya dikamar (dan ia sangat bersyukur akan hal tersebut) dan malah merasa aman dan dilindungi. Suster Jung kah? Ah, kenapa Sehun jadi memikirkan dia lagi? Sudahlah.
                Ia sedikit mengitari kamar –yang terhitung luas itu, (mencari pekerjaan, ia tak ingin kesetanan kalau ia melamun nanti) dan menemukan secarik kertas di bawah kakinya (yang tidak sengaja ia injak). Sehun membuka kertas yang agak terlipat dan membersihkan debu-debu yang menempel di kertas itu.
Sehun mulai membacanya.
Untuk : Yang menemukan kertas ini.
                Halo? Kenalkan, aku Luhan. Xi Luhan. Aku cucu dari kakek Jang, pemilik rumah ini. Mungkin agak mustahil jika ada yang menemukan tulisan ini. Oke,sudah tahu namaku bukan? Aku berusia 19 tahun dan aku berkuliah di kota dekat desa ini. Aku bukan asli desa ini dan aku tinggal disini bersama kakek Jang.
                Kurasa kakek Jang membenciku sejak awal aku pindah kesini. Ia terlihat terbebani akan kedatanganku. Dan kupikir, kakek Jang sebentar lagi akan melancarkan rencananya yang entah apa itu. Aku merasa hidupku terancam. Dia akan mencoba…menbunuhku, mungkin?
                Kumohon untuk yang menemukan kertas ini, jangan lagi ungkit-ungkit kakek Jang. Aku akan menjelaskan alasannya. Yang pertama, aku pernah sekali mendengar dengan jelas bahwa kakek Jang suka menyumpahi seseorang akan mati tak lama setelah berkata yang tidak-tidak tentang kakek Jang, dan itu sudah terbukti. Mungkin di desa ini ia terkenal ramah, tetapi ia sangat kejam di rumah. Tak ada yang tahu tentang itu, kecuali aku. Kedua, aku tak ingin kau jadi korban. Kakek Jang pernah berkata bahwa jika ada yang menghinanya, ia tak segan-segan membunuhnya dengan cara apapun sekalinya kakek Jang sudah meninggal.
                Jadi untukmu, pembaca tulisan ini, kumohon lupakan kakek Jang. Percayalah, padaku. Itu jika kalian tak ingin hidup kalian terancam sepertiku.
Xi Luhan, 15 September 2012.
Dan Sehun melotot.
Ia harus memberitahukan ini kepada teman-temannya!
Namun…
Srek Srek
                Ada suara…orang berjalan. Berjalan kearah kamarnya. Semakin jelas, semakin dekat sesuatu itu. Sehun terus berdoa, Ya Tuhan semoga itu Minseok hyung, jangan terror lagi!. Sehun memejamkan matanya. Tertidur dan menutup tubuhnya dengan selimut putih tebal.
“Sehun-ah?”

TBC
.
.
Ngah, ini ff udah tenggelem, sumpah kalo ngga liat blog ini bakal lupa buat ngepost. Maaf ngaret~
Ow, maaf kalo kata-katanya...ergh...gimana ya...berasa pemula banget :v
Uh, sebenernya juga lagi ngga mood sih, aku...fujoshi akut, faktanya. Yeah....kurasa Thailand tempatnya fujoshi akut untuk berfangirling /ow atau fanboying/. Banyak couple...ehm...maaf, gay disana kan?
BOTHNEWYEAR AW /lupakan/
Kenapa gak mood?
1) masalah couple case itu...ChanBaek diem diem BaekYeon, menyebalkan -_-
2) NESSA MAAFKAN DAKU, FF REQ KAMU AKU GANTI LAGI.
3) uhuk, ada yang tau couple TheoGun? sumpah suka, waktu aku liat komentar2 di salah satu blog, aku down "sayang mereka udah putus, padahal si Theo-nya masih sayang tuh"
S A K I T  I T U  M A H.
Ok, curcolan aku segini dulu, maaf kalo....yeah lupakanlah tulisan berbold di bawah TBC itu.
SEE YAAAAA 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar